
Cakra Elektrolisis: Inovasi Sterilisasi Air Tambak untuk Meningkatkan Kualitas Budidaya Udang Indonesia
Tantangan Baru Budidaya Udang Indonesia
Industri budidaya udang Indonesia sedang menghadapi fase paling menantang dalam satu dekade terakhir. Tekanan datang dari berbagai arah: fluktuasi harga global, standar ekspor yang semakin ketat, hingga munculnya penyakit-penyakit baru yang sulit dikendalikan.
Di lapangan, kesehatan air tambak menjadi salah satu persoalan paling krusial. Banyak petambak menghadapi kondisi berikut:
Tingginya populasi Vibrio spp.
Akumulasi amonia yang berbahaya
Kualitas air yang tidak stabil
Ketergantungan tinggi pada bahan kimia
Penurunan performa udang akibat tekanan patogen
Kondisi ini membuat banyak tambak gagal mencapai target survival rate (SR) dan efisiensi pakan (FCR) yang optimal.
Dalam jangka panjang, penggunaan bahan kimia sebagai solusi utama justru memicu masalah baru: resistensi patogen, biaya operasional tinggi, dan ketidakseimbangan ekosistem tambak. Karena itu, industri mulai beralih ke teknologi sterilisasi air yang lebih ramah lingkungan, ekonomis, dan bekerja otomatis.
Salah satu solusi yang kini mendapat perhatian luas adalah teknologi elektrolisis untuk sterilisasi air tambak.
Apa Itu Elektrolisis Air untuk Budidaya Udang?
Elektrolisis adalah proses elektrokimia yang memanfaatkan arus listrik untuk memecah ion klorida (Cl⁻) di air menjadi senyawa oksidan aktif, terutama asam hipoklorit (HOCl) dan klorin aktif lainnya.
HOCl memiliki sejumlah keunggulan penting dalam budidaya udang:
Desinfektan alami yang sangat kuat
Aman untuk biota budidaya dalam dosis terkontrol
Efektif menekan Vibrio spp. dan patogen oportunistik
Tidak meninggalkan residu kimia berbahaya
Tidak memicu resistensi seperti bahan kimia konvensional
Dengan mekanisme ini, kualitas air menjadi lebih stabil, tekanan patogen menurun, dan lingkungan tambak lebih aman bagi pertumbuhan udang.
Secara global, teknologi elektrolisis sudah lama digunakan di industri akuakultur. Namun di Indonesia, adopsinya masih terbatas. Kehadiran inovasi lokal menjadi momentum penting bagi transformasi tambak intensif nasional.
Cakra Elektrolisis: Teknologi Elektrokimia dari FisTx untuk Tambak Modern

FisTx, perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, mengembangkan Cakra Elektrolisis sebagai solusi sterilisasi air berbasis elektrokimia untuk tambak modern.
Teknologi ini dirancang sebagai:
Sistem biosekuriti otomatis
Alat penurun patogen langsung di air kolam
Pengganti bahan kimia sterilisasi
Penjaga stabilitas kualitas air 24 jam
Infrastruktur pendukung tambak intensif
Cakra Elektrolisis bekerja tanpa bahan tambahan, hanya menggunakan listrik dan air media budidaya. Senyawa aktif dihasilkan langsung di kolam, sehingga lebih stabil dan cepat bereaksi.
Produk ini telah diuji dalam berbagai kondisi tambak, termasuk uji resmi satu siklus penuh di Unit Kerja Budidaya Air Payau (UK BAP) Samas, di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Uji Satu Siklus di UK BAP Samas: Hasil Nyata di Lapangan
Untuk membuktikan kinerjanya, FisTx berkolaborasi dengan UK BAP Samas dalam pengujian satu siklus budidaya pada kolam intensif, dibandingkan dengan kolam kontrol.

1. Penurunan Vibrio Secara Signifikan
Kepala balai UK BAP Samas, Arga Kurniawan, menyampaikan:
“Alat ini mampu menurunkan Vibrio baik di air maupun di hepatopankreas, sehingga meningkatkan survival rate udang hingga lebih dari 95%.”
Penurunan Vibrio yang konsisten menunjukkan efektivitas Cakra Elektrolisis sebagai sistem biosekuriti harian.
2. Survival Rate (SR) Meningkat hingga 95%+
Kolam perlakuan mencatat SR lebih dari 95%, jauh lebih tinggi dibanding kolam kontrol. Dalam budidaya intensif, peningkatan SR berarti peningkatan langsung pada hasil panen dan profitabilitas.
3. ORP Stabil dan Meningkat
Nilai ORP (Oxidation Reduction Potential) meningkat dari 110 mV menjadi 321 mV. ORP yang tinggi menandakan kemampuan air dalam menekan kontaminan biologis dan menjaga ekosistem kolam tetap aman.
4. Amonia Turun hingga 46%
Penurunan amonia terjadi akibat:
Peningkatan oksidasi senyawa organik
Penurunan beban patogen
Perbaikan kualitas sirkulasi air
Amonia yang lebih rendah berarti stres udang berkurang dan pertumbuhan lebih optimal.
5. FCR Turun hingga 27%
Efisiensi pakan meningkat signifikan. Penurunan Feed Conversion Ratio (FCR) menunjukkan bahwa udang mampu memanfaatkan pakan dengan lebih baik.
6. Biaya Operasional Lebih Hemat
Biaya penggunaan Cakra Elektrolisis tercatat hanya Rp134/m³ per siklus, atau sekitar 89% lebih hemat dibandingkan penggunaan kaporit.
7. ROI Menarik
Proyeksi Return of Investment (ROI) berada di kisaran 1,8 tahun, menjadikannya layak untuk tambak intensif maupun semi-intensif.
Apa Kata Para Pakar Industri ?
Tokoh industri udang nasional, Hasanuddin Atjo, menekankan pentingnya inovasi sterilisasi air:
“Infrastruktur sterilisasi air berbasis teknologi seperti UV dan elektrolisis perlu terus didorong agar industri tidak lagi bergantung pada bahan kimia.”
Rico Wibisono (CEO FisTx) menyatakan:
“Kami ingin air tambak bukan hanya bersih, tetapi juga aktif melindungi. Cakra Elektrolisis memungkinkan biosekuriti tanpa ketergantungan bahan kimia.”
Mengapa Elektrolisis Menjadi Standar Baru Tambak Modern?
Ada tiga alasan utama yakni :
- Biosekuriti Aktif 24/7
Elektrolisis bekerja kontinu tanpa jeda. - Mendukung Standar Ekspor Global
Minim residu kimia, aman untuk pasar internasional. - Efisiensi Operasional
Biaya lebih rendah dengan hasil lebih stabil.
Aplikasi Cakra Elektrolisis di Tambak
Cakra Elektrolisis dapat diaplikasikan untuk:
- Pre-treatment air laut atau air payau
- Operasional harian di kolam budidaya
- Penanganan darurat saat KLB Vibrio
- Integrasi dengan UV, RAS, dan aerasi intensif
Kesimpulan: Babak Baru Biosekuriti Tambak Indonesia
Cakra Elektrolisis menghadirkan solusi sterilisasi air tambak yang:
- Berbasis ilmiah
- Terbukti di lapangan
- Ekonomis
- Ramah lingkungan
Mendukung budidaya berkelanjutan

Hasil uji di UK BAP Samas menegaskan bahwa teknologi elektrolisis bukan lagi konsep, melainkan solusi nyata untuk meningkatkan performa budidaya udang Indonesia.


