
Kolaborasi CarbonEthics, SAMPAN Kalimantan dan FisTx Hadirkan Silvofishery Berkelanjutan di Desa Dabong
Membangun Akuakultur yang Produktif dan Ramah Lingkungan
FisTx terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan budidaya berkelanjutan melalui pendekatan 360° Smart Farming. Konsep ini menggabungkan teknologi modern, praktik ramah lingkungan, dan pendampingan teknis yang menyeluruh untuk mendukung produktivitas tambak sekaligus menjaga ekosistem pesisir.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui kolaborasi dengan CarbonEthics bersama SAMPAN Kalimantan dalam program silvofishery di Desa Dabong, Kalimantan Barat. Pada Selasa, 16 September 2025, sebanyak 458 ribu benur vaname ditebar di tiga tambak masyarakat yang telah direhabilitasi.
“FisTx tidak hanya menghadirkan teknologi, tapi juga pendekatan menyeluruh agar petambak dapat beradaptasi dengan tantangan iklim dan pasar. Inilah yang kami sebut 360° Smart Farming, solusi lengkap yang memadukan produktivitas, konservasi, dan keberlanjutan,” jelas Rico Wibisono, CEO FisTx.

Menyatukan Budidaya dan Konservasi
Silvofishery adalah sistem budidaya perikanan yang terintegrasi dengan konservasi hutan mangrove. Melalui model ini, masyarakat tidak hanya memperoleh hasil ekonomi dari tambak udang, tetapi juga turut menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
Bagi Carbon Ethics, kolaborasi ini adalah tonggak penting. “Kami dari Carbon Ethics sangat senang karena berhasil mencapai timeline yang sudah direncanakan, yaitu melakukan penebaran benur udang vaname di tiga tambak program. Dalam 3 sampai 4 bulan ke depan, kita akan melihat hasil dari pelaksanaan program ini,” ungkap Bimo Soewadji, CEO Carbon Ethics.
Dukungan Langsung untuk Petambak
Masyarakat petambak pun menyambut baik kolaborasi ini. A. Rahim, salah satu petambak penerima manfaat, mengatakan, “Terima kasih atas kerjasamanya, mudah-mudahan kegiatan ini bisa berkelanjutan. Selama ini kami sudah mengelola tambak lebih dari 20 tahun, tetapi belum pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Kami berharap program ini jangan sampai berhenti di sini saja, tapi bisa terus berjalan. Karena selain membantu kami dalam permodalan dan bibit, program ini juga memberi semangat baru. Kami ingin hasilnya nanti bisa membawa manfaat bukan hanya untuk kami sebagai petambak, tetapi juga untuk desa Dabong secara keseluruhan,” tutur Pak Rahim.

FisTx juga mendampingi petambak secara intensif. Monitoring dilakukan baik secara online (meeting mingguan) maupun offline (kunjungan lapangan) agar kualitas tambak tetap terjaga.
“Pendampingan teknis dari FisTx membuat kami lebih percaya diri mengelola tambak secara modern tanpa merusak lingkungan,” tambah salah satu petambak.
Menuju Ketahanan Pangan dan Budidaya Berkelanjutan
FisTx bersama Carbon Ethics dan SAMPAN Kalimantan menargetkan Desa Dabong sebagai model awal silvofishery modern yang dapat direplikasi di kawasan lain, khususnya di buffer zone Delta Kapuas. Program ini akan dipantau dalam 3–4 bulan ke depan dengan indikator keberhasilan: tingkat kelangsungan hidup benur, kualitas ekosistem tambak, dan peningkatan pendapatan petambak.
Kolaborasi ini menjadi langkah nyata FisTx dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Melalui pendekatan 360° Smart Farming, FisTx membuktikan bahwa budidaya berkelanjutan bukan hanya wacana, tapi solusi yang bisa diimplementasikan bersama masyarakat.
Harapan positif juga disampaikan oleh Beni Putra Ramadani, asisten proyek kerja sama Sampan Kalimantan dan Carbon Ethics “Harapannya, program pendampingan yang juga didukung tim ahli dari FisTx ini bisa membantu masyarakat meningkatkan nilai ekonomi, mengoptimalkan potensi lokal, serta mendorong perbaikan lingkungan dan pemberdayaan secara berkelanjutan. Dengan begitu, hasilnya tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi dan penguatan resiliensi masyarakat,”