fistxpedia

Ungkap Strategi Atasi Ancaman Penyakit EHP pada Budidaya Udang

FisTx | WriterDiunggah 02 Juli 2025

Sleman, Yogyakarta – 30 Juni 2025. Menjawab kekhawatiran petambak mengenai penyakit EHP Enterocytozoon hepatopenaei yang secara diam-diam menggerus potensi panen, FisTx Indonesia sukses menyelenggarakan webinar OMBAK (Obrolan Tambak) seri kelima. Mengusung tema "EHP: Diam-diam Menggerus Panen", acara ini menghadirkan tiga pakar dari hulu ke hilir untuk membedah strategi pencegahan dan pengendalian penyakit EHP secara tuntas.

 

Webinar yang disiarkan langsung melalui YouTube ini menghadirkan Dr. Prakan Chiarahkhongman (Director of AAHC CP Florida), Waiso (Ketua Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur/FKPA 2024–2029), dan Rico Wisnu Wibisono (CEO FisTx Indonesia). Para pembicara mengupas tuntas ancaman penyakit EHP yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan produktivitas tambak udang di Indonesia.

 

Memahami Prinsip Pencegahan Penyakit EHP

Dr. Prakan Chiarahkhongman memaparkan dasar-dasar biologis EHP dan mengapa patogen ini sangat sulit dikendalikan. Ia menekankan bahwa EHP adalah "musuh dalam selimut" yang menginfeksi hepatopankreas udang, organ vital untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi. Poin kuncinya adalah kemampuan spora EHP untuk bertahan lama di lingkungan dan bereproduksi secara masif, di mana satu sel terinfeksi dapat menghasilkan ribuan spora baru setiap hari.

Penyakit EHP
Penyampaian materi oleh Dr Prakan Chiarahkhongman (Director of AAHC CP Florida)

Strategi pencegahan yang ia tawarkan berpusat pada tiga pilar utama: biosekuriti hatchery, persiapan kolam, dan manajemen lingkungan. Dr. Prakan menegaskan bahwa investasi pada benur berkualitas tinggi yang bebas patogen (SPF) adalah langkah awal yang tidak bisa ditawar. Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya pengeringan dan desinfeksi dasar kolam secara menyeluruh untuk memutus siklus hidup spora yang mungkin tersisa dari budidaya sebelumnya. Menjaga air tetap jernih dan menghindari overfeeding juga menjadi krusial, karena partikel organik dan sisa pakan dapat menjadi "kendaraan" bagi spora penyakit EHP untuk menyebar dan menginfeksi udang.

 

Strategi Pengendalian EHP dari Hatchery Hingga Kolam Pembesaran

Waiso, sebagai perwakilan praktisi, membawa perspektif lapangan yang realistis dan teruji. Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan melawan EHP adalah disiplin, konsistensi, dan keberanian untuk meninggalkan kebiasaan lama yang tidak efektif. Menurutnya, banyak petambak gagal karena terlalu fokus mengejar pertumbuhan cepat di awal siklus, padahal 42 hari pertama seharusnya menjadi fase untuk memastikan kelangsungan hidup (survival rate) udang.

Penyakit EHP
Penyampaian materi oleh Waiso (Ketua FKPA 2024-2029)

Strateginya berfokus pada manajemen pakan dan limbah organik secara presisi. Waiso menyarankan agar petambak tidak ragu melakukan penggantian air dan siphon (penyedotan endapan) secara rutin untuk membuang sisa pakan dan feses yang menjadi sumber penyakit. Ia juga mendorong komunikasi yang erat dengan pihak hatchery untuk memahami karakter genetik benur, sehingga program pakan dapat disesuaikan secara optimal. "Jangan takut mengganti merek pakan atau probiotik jika tidak sesuai. Keberhasilan jangka panjang lebih penting daripada sekadar mengikuti kebiasaan," tegasnya.

 

Mengatasi Masalah EHP dengan Teknologi Manajemen Air

Rico Wisnu Wibisono dari FisTx Indonesia menjembatani ilmu biologi dan praktik lapangan dengan solusi berbasis teknologi dan rekayasa lingkungan. Ia memaparkan bahwa ancaman EHP dapat dimitigasi dengan pendekatan terukur, bukan lagi hanya berdasarkan perkiraan. Salah satu teknologi kunci yang ia soroti adalah penggunaan UV medium pressure untuk desinfeksi air masuk, yang terbukti mampu menginaktivasi hingga 99% spora EHP yang hidup bebas di air.

Penyakit EHP
Penyampaian materi oleh Rico Wisnu Wibisono (CEO FisTx)

Lebih lanjut, Rico menjelaskan konsep rekayasa carrying capacity dan optimalisasi tandon air untuk efisiensi biaya dan efektivitas biosekuriti. Ia juga memperkenalkan inovasi dalam manajemen dasar kolam, seperti penggunaan shrimp toilet dan sistem pembuang limbah padat otomatis untuk menjaga kebersihan lingkungan budidaya secara konsisten. Presentasinya menegaskan bahwa adopsi teknologi yang tepat guna bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk budidaya udang modern yang berkelanjutan dan tahan terhadap serangan penyakit seperti EHP.

Obrolan Tambak
Scan barcode untuk bergabung grup komunitas OMBAK

Rekaman lengkap webinar OMBAK #5 dapat diakses kembali melalui kanal YouTube FisTx Indonesia KLIK DISINI

Untuk diskusi lebih lanjut dan mendapatkan informasi terbaru seputar dunia akuakultur, bergabunglah dengan Komunitas OMBAK (Obrolan Tambak) melalui tautan WhatsApp berikut: KLIK DISINI